Judging the Book by Its Cover

Don't judge the book by its cover. Kurang lebih artinya, jangan nilai seseorang dari penampilan luarnya. Itu benar. Kenapa? Jelas donk. Buku yang covernya bagus belum tentu isinya berbobot. Begitu juga dengan seseorang, penampilannya ok, menawan, nan aduhai, belum tentu sifatnya baik. Kalau bahasa pepatahnya lagi "serigala berbulu domba".

Tapi cover itu juga merupakan aspek yang penting dan sangat harus diperhatikan. Karena pada dasarnya
hal pertama yang akan dilihat adalah cover. Gak mungkin kita beli buku setelah kita baca terlebih dahulu. Yah, ada sih yang bisa baca di tempat. Tapi mayoritasnya enggak.

Sebagai contoh ya toko buku itu sendiri. Atau yaaah, gw kasih contoh toko kue deh. Bayangkan kita lagi jalan-jalan dengan uang pas-pasan. Lagi liat kanan kiri, eh ada toko kue. Masuk lah kita ke toko tersebut. Di dalamnya ada lima macam kue yang semuanya baru pertama kali kita lihat. Uang kita hanya cukup untuk membeli satu diantaranya. Empat kue tersebut cuma spongecake dengan model super polos. Cuma kue bentuk kotak satu warna. Kue terakhir warna-warni, ada parutan keju di atas nya, ada potongan coklat yang tertata rapi, dll. Dengan harga yang sama. Jika Budi membeli satu buah kue, berapa sisa kue yang ada? (-_-)

Kira-kira kue mana yang akan kita pilih? Kalau gw sih jelas bakal milih yang warna-warni gak jelas itu donk. Biarpun ternyata itu beracun, atau sisa empat lainnya jauh lebih enak dari yang warna-warni, tapi yang narik perhatian gw adalah yang warna-warni itu.

Begitu juga dengan orang. Bohong deh kalau bilang "gw gak ngeliat orang dari luarnya, tapi hatinya". Mana keliatan? Fasenya itu, lihat penampilan luar -> kenalan -> lihat isinya. Jadi, jangan bilang "lo mau kenal ama gw? ya gw kaya gini... lo mesti terima". Padahal orangnya kucel, dekil, berantakan gak karuan. Ya udah, fix lah itu gak bakal ada yang mau kenalan.

Intinya, don't judge a book by its cover, but a good cover is a must.
Kalau kata temen gw, don't be yourself, be the best of yourself.